Selamat Datang

Agung Say's Welcome to You

Senin, 12 Desember 2011

Sudah Selayaknya Kita Diperhatikan

Kami adalah mahasiswa yang tergolong angkatan tua. Saat ini kami memasuki masa studi untuk semester 5 menjelang semester 6. Dan sebagai gambaran, pada semester 6 tersebut kami yang berkonsentrasi pada jurusan kependidikan akan melakukan KN/PPL yang dibebankan kepada mahasiswa selama satu semester penuh.

Singkat cerita pada hari ini, Senin 12 Desember 2011 kami melakukan pembayaran sebagai syarat pertama untuk melakukan KKN/PPL tersebut. Maka dari pihak Universitas menunjuk bank NNN (sensor) sebagai tempat ntuk melakukan pembayaran biaya pendaftaran sebesar 400 ribu rupiah. Pendaftaran sudah dibuka mulai dari jam 8. Tapi dengan menggandeng Bank ternama tersebut bukan pula terbebas dari masalah. Bayangkan saja, dari ribuan mahasiswa yang akan mendaftar, hanya dilayani pada satu buah kantor cabang saja. Dan perlu diketahui, Bank tersebut mempunyai banyak cabang di area kota Yogyakarta dan sekitarnya. 

Derita kami sebagai mahasiswa tidaklah berhenti sampai disitu, tetapi masih berlanjut ke area antrian yang membludak. Bayangkan saja, untuk hari pertama dengan pendaftar sampai ribuan hanya dibuka dua buah loket saja. dan itu lokasinya di halaman. jelas hal ini tidaklah memberikan layanan yang terbaik kepada kami sebagai mahasiswa dari universitas dan konsumen dari pihak perbankan tersebut.

  
Semakin siang suasananya semakin panas, karena kami mengantri di halaman tanpa atap, dan kondisi ini diperparah dengan antrean yang tidak tertib dan jauh dari kerapian dan kalah jauh dari bebek yang beriringan di pematang sawah. Kondisi tersebut juga ramai oleh teriakan-teriakan orang yang tak berbudi. Mereka teriak memaki dengan umpatan dan kata-kata kotor kepada pihak bank yang kurang memberikan layanan kepada kami.

Mengingat ini adalah pendaftaran, maka siapa yang daftar dahulu maka bisa lebih leluasa dalam memilih target sekolah yang akan dijadikan lokasi KKN/PPLnya. Dari ribuan mahasiswa tersebut ada yang duduk termangu di bawah terik mentari sembari berharap namanya segera dipanggil, namun tidak juga dipanggil hingga tampak wajah cerianya menjadi wajah yang pasrah menunggu nasib.


 Dan akhirnya setelah mengantri mulai jam 9 pagi, mahasiswa ini dapat panggilan dari teller sekitar pukul 1 siang. dengan raut wajah yang kembali ceria dia keluarkan uang 400 ribu dan ia bayarkan ke teller. mungkin setibanya di rumah, mahasiswa ini langsung melakukan syukuran, karena akhirnya mendapatkan panggilan pada hari itu juga.

Minggu, 04 Desember 2011

Si Manis dari Jogja

Makanan khas ini merupakan penegas bahwa Jogjakarta adalah kota termanis se-Dunia. Kenapa? Ya, tepatnya di kabupaten Bantul merupakan sentra dan asal muasal makanan khas bercita rasa manis ini. Adalah Geplak, nama yang sangat simpel dan bernuansa "ndeso" itu menyimpan rasa manis yang khas dengan balutan tradisional sebagai ciri originalitas yang tetap dipertahankan. Oleh sebab itu  Kabupaten Bantul yang terletak di sebelah selatan Kota Jogjakarta ini ditetapkan sebagai Kota Geplak.

Geplak paling nikmat disajikan ketika masih hangat atau baru saja diangkat dari tungku menemani secangkir teh sebagai hidangan pembuka dipagi hari. Makanan ini terbuat dari daging kelapa dicampur dengan gula juga tepung beras ataupun tepung ketan juga sedikit daun pandan. Jadi manis yang terasa ketika menikmati Geplak ini merupakan manis alami dari gula, bukan dari pemanis buatan atau sejenisnya. 


Cara membuat Geplak pun tergolong sederhana dan relatif mudah. Semua bahan tadi disangrai kemudian dibentuk bulatan kecil menyerupai bola. memasaknya pun harus benar-benar matang sehingga Geplak yang sudah jadi akan tahan lama.

Pada mulanya Geplak hanya terdiri dari dua warna, yakni warna putih jika menggunakan gula tebu dan Geplak yang berwarna merah jika menggunakan gula jawa. Namun seiring perkembangan jaman dan persaingan yang ketat, maka para produsen mulai melakukan inovasi dengan memberikan pewarna makanan yang aman pada Geplak supaya warnanya tidak monoton dan lebih menarik. Selain rasa gurihnya parutan kelapa, Geplak juga bisa diberi essense (perasa) coklat, pandan, durian, jeruk atau yang lainnya.

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui kandungan yang terdapat pada setiap 100 gram Geplak mengandung 74 gram karbohidrat, lemak sebanyak 14 gram, air sebesar 10 gram, protein 10 gram dan kalori seberat 2 gram. 
Geplak sangat mudah diperoleh mulai dari pasar tradisional hingga outlet-outlet yang menjajakan oleh-oleh khas Jogjakarta. Harganya pun sangat bersahabat, untuk satu kilo Geplak di outlet dipasarkan pada kisaran harga 20 ribuan. 

Demikian sedikit ulasan mengenai si manis dari Jogjakarta, dan bukan hanya katanya tapi memang sangatlah manis. Lekaslah kemari, ke Jogjakarta kota yang berbudaya dengan berjuta keindahan tersimpan di sini. dan jangan lupa, sempatkan untuk membeli si manis Geplak sebagai camilan anda ketika berada di Jogja sekaligus sebagai buah tangan anda. Selamat mencoba, kami nantikan selalu kedatangan anda di sini, hanya di Jogjakarta :)

Selasa, 29 November 2011

Resistor Sebagai Komponen Pasif Penghambat Arus

Resistor sebagai salah satu komponen pasif mempunyai fungsi untuk menghambat nilai arus yang melewatinya. resistor konstruksinya bermacam, macam. sesuai besarnya hambatan, maka resistor dibedakan menjadi resistor   dua, yaitu resistor tetap dan resistor tidak tetap. resistor tetap berarti besarnya resistansi tetap dan tidak bisa diubah. namun untuk resistor jenis tidak tetap atau (variabel) nilai hambatannya dapat diubah sesuai keinginan kita. 
untuk yang pertama kita bahas terlebih dahulu resistor tetap. resistor ini biasanya terbuat dari silikon dan mempunyai gelang warna. namun udalam hal ini jenis resistor ini masih dibedakan  lagi menjadi dua berdasarkan jumlah gelangnya. yang pertama resistor tetap dengan jumlah gelang warna sebanyak empat buah. untuk gelang yang pertama menunjukkan angka pertama, gelang kedua menunjukkan nilai angka gelang kedua, gelang ketiga menunjukkan besarnya jumlah perkalian 10 dan gelang terakhir menunjukkan nilai toleransinya. sedangkan yang kedua dengan jumlah gelang warna sebanyak lima buah. untuk gelang pertama sampai ketiga fungsinya sama seperti yang menggunakan empat gelang warna, namun untuk gelang yang keempat bukan lagi sebagai penunjuk toleransi, namun sebagai penunjuk besarnya jumlah perkalian 10 seperti halnya gelang ketiga dan yang terakhir gelang kelima sebagai penunjuk nilai toleransi. rasistor dengan lima gelang warna ini biasa disebut dengan resistor metal film. berikut adalah daftar nilai gelang warna resistor. 

                
sedangkan untuk resistor variabel. besarnya resistansi dapat diubah dan disesuaikan dengan kehendak kita. ada beberapa model untuk resistor variabel ini. ada yang model geser dan ada pula yang model putar menggunakan tuas. dan gambar di bawah ini adalah model dari kedua jenis komponen tersebut.
gambar atas adalah model dari variabel resistor ataun sering disebut dengan potensio dan gambar yang bawah adalah model dari resistor tetap. (agungb28)

Senin, 28 November 2011

Antara Semir dan Hand Body

Ketika tak ada semir, cobalah gunakan body lotion untuk menggantikan semir tersebut. maka sepatu anda akan tampak kilap sempurna dan yang jelas lebih wangi....

Desainer Jepang Fukamachi Reiko Berpendapat Tentang Orang Jawa

Pengusaha dan desainer berdarah Jepang Fukamachi Reiko, untuk pertama kalinya menggelar pameran di Jogja. Bukan busana seperti halnya bidang yang digelutinya, melainkan ia memamerkan lukisan-lukisan yang terinspirasi dari kebudayaan Jawa.
sebanyak 12 karya lukisnya dipajang dalam pameran yang bertema "Manja Jawa" di Indonesia Contemporary Art Network (ICAN) Jalan Suryodiningratan No.39 Jogjakarta yang berlangsung dari tanggal 11-25 November.
Fukamachi Reiko lahir di Tokyo, Jepang. Kedua orang tuanya adalah pengusaha yang rajin bolak-balik ke Indonesia. pada tahun 2002 dia memenangi Audience Prize on Spiral Independent Creators Festival (SICF, Tokyo, Jepang). "Indonesia seperti negara kedua saya" ujar Reiko yang selama lima tahun kuliah di Jurusan Seni Kriya dengan konsentrasi di Batik di ISI Yogyakarta.
Dia juga Menuturkan "Manja Jawa itu adalah suasana, aura orang Jawa yang sangat berbakat. Saya melihat hidup orang Jawa itu sangat menarik. Saya kaget cara bermasyarakatnya, berkomunikasi, membantu, keakrabannya, sangat menarik" terang Reiko dalam catatan pamerannya.
Lukisan yang berjudul "Ilmu Sosial" (140 x centimeter akrilik, krayon dan pensil warna di atas kanvas) misalnya, Reiko menampilkan representasi laki-laki Jawa yang kuat, pekerja keras dan berpotensi karena kapasitas untuk mendapatkan impiannya.